BOILER
1. FUNGSI DAN KLASIFIKASI BOILER
BOILER
BERFUNGSI UNTUK MERUBAH AIR MENJADI UAP SUPERHEAT YANG BERTEMPERATUR DAN
BERTEKANAN TINGGI. PROSES MEMPRODUKSI UAP INI DISEBUT ‘STEAM RAISING” (PEMBUAT
UAP). UNIT/ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT UAP DISEBUT “BOILER” (BOILER) ATAU
LEBIH TEPAT “STEAM GENERATOR” (PEMBANGKIT UAP).
KLASIFIKASI
BOILER SECARA UMUM DIBAGI DUA YAITU, BOILER PIPA API DAN BOILER PIPA AIR. JENIS
BOILER PIPA API BANYAK DIGUNAKAN OLEH INDUSTRI YANG MEMERLUKAN TEKANAN UAP YANG
RELATIF RENDAH, MISALNYA PABRIK-PABRIK GULA. SEDANGKAN JENIS PIPA AIR DIGUNAKAN
OLEH INDUSTRI/PEMBANGKIT LISTRIK YANG MEMERLUKAN TEKANAN UAP YANG TINGGI,
MISALNYA PADA PUSAT-PUSAT LISTRIK TENAGA UAP.
2. PENGOPERASIAN KETEL
SEBELUM MELAKUKAN PENYALAAN PERTAMA PADA KETEL, RUANG
BAKAR DAN SALURAN GAS HARUS DI PURGING (DIBILAS). TUJUAN DARI PURGE INI ADALAH UNTUK MEMBUANG
GAS YANG DAPAT TERBAKAR (COMBUSTIBLE GAS) DARI DALAM KETEL. GAS YANG DAPAT
TERBAKAR YANG TERDAPAT DIDALAM KETEL BERASAL DARI BAHAN BAKAR YANG TIDAK
TERBAKAR.
KETIKA
KETEL BEROPERASI SELALU ADA RESIKO MASUKNYA BAHAN BAKAR YANG TIDAK TERBAKAR
KEDALAM KETEL. UNTUK MEMASTIKAN BAHWA KETEL SUDAH BERSIH DARI COMBUSTIBLE GAS,
MAKA PURGING DILAKUKAN SELAMA SEKITAR 3 - 5 MENIT.
2.1. START
PERSIAPAN
PURGE
PERSYARATAN TERSEBUT ANTARA LAIN ADALAH :
·
ALIRAN UDARA LEBIH BESAR
DARI 30 % ALIRAN BEBAN PENUH
·
KATUP PENUTUP CEPAT
(TRIP VALVE) BAHAN BAKAR PENYALA TERTUTUP
·
TEKANAN RUANG BAKAR
SUDAH SESUAI
·
KATUP PENUTUP CEPAT
BAHAN BAKAR UTAMA TERTUTUP
·
SEMUA DAMPER DAN VANE
UDARA DAN GAS TERBUKA
·
LEVEL AIR DI DRUM KETEL
DIATAS BATAS MINIMUM.
·
TIDAK ADA NYALA API DI
RUANG BAKAR
·
TIDAK SEDANG MENJALANKAN
PEMBAKARAN
·
KETEL TIDAK SEDANG
TRIP
PENYALAAN DAN PENAIKAN TEMPERATUR
SEBELUM
MELAKUKAN PENYALAAN AWAL, MAKA KOMPONEN BERIKUT INI HARUS DISIAPKAN :
·
BAHAN BAKAR UNTUK
PENYALA (MINYAK HSD ATAU GAS LPG) CUKUP TERSEDIA
·
DAMPER UDARA DALAM
POSISI UNTUK PENYALAAN
·
TEKANAN UAP ATAU UDARA
UNTUK PENYALAAN CUKUP
·
ELEKTRODE BUSI DALAM
KEADAAN BERSIH
·
FLAME DETECTOR (SENSOR)
DALAM KEADAAN BAIK DAN TELAH TERPASANG
·
TEKANAN RUANG BAKAR
NORMAL,
·
TEKANAN BAHAN BAKAR
PENYALA CUKUP
FENOMENA
PENGOPERASIAN KETEL TERSEBUT DIATAS YANG TERDIRI DARI :
·
PENGISIAN AIR KE KETEL
·
PENGOPERASIAN SISTEM
UDARA DAN GAS
·
PURGING
·
PENYALAAN DAN
(PEMBAKARAN) PENAIKAN TEMPERATUR.
DAPAT DILIHAT
(DIPERAGAKAN) ATAU DIPRAKTEKKAN DI SIMULATOR PLTU SESUAI DENGAN PROSEDUR
OPERASI.
2.2. STOP
PENYETOPAN BOILER MEMBALIK APA YANG DILAKUKAN DALAM
MENSTART BOILER DENGAN MEMPERHATIKAN HAL-HAL YANG DAPAT MEMPENGARUHI LIFE TIME
BOILER ANTARA LAIN :
- MENJAGA PERBEDAAN TEMPERATUR METAL DRUM
- MENJAGA LEVEL STEAM DRUM
- MENJAGA PENURUNAN TEMPERATUR RISER TUBE
- LANGKAH-LANGKAH PENYETOPAN SESUAIKAN
DENGAN SOP STOP
BOILER.
6.3.
EFISIENSI
BOILER
PANAS YANG DISERAP OLEH KETEL
IDEALNYA, SEMUA PANAS YANG DIHASILKAN DARI PROSES
PEMBAKARAN DISERAP OLEH KETEL UNTUK PEMANASAN DAN PENGUAPAN AIR, AKAN TETAPI
DALAM KENYATAANNYA TIDAK SEMUA PANAS DAPAT DISERAP OLEH KETEL.
KARENA SEBAGIAN KECIL TERBUANG SEBAGAI
LOSSES, DIANTARANYA ;
1. KERUGIAN
KARENA KANDUNGAN AIR DALAM BAHAN BAKAR
2. KERUGIAN
KARENA KANDUNGAN HYDROGEN DALAM BAHAN BAKAR
3. KERUGIAN
KARENA PANAS TERBUANG OLEH FLUE GAS KE CEROBONG
4. KERUGIAN
AKIBAT PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA
5. KERUGIAN
KARENA MASIH ADANYA UNSUR-UNSUR BAHAN BAKAR BELUM TERBAKAR DIDALAM ABU/DEBU
6. KERUGIAN
KARENA RADIASI.

Gambar 6.1 : Efisiensi Ketel.

Gambar 6.2. : Efisiensi Ketel.
Komponen-komponen Boiler Pipa Air (Part 1)
Memahami bagian-bagian dari boiler,
akan memudahkan kita untuk memahami proses kerja dari boiler. Boiler yang
menjadi media untuk “memindahkan” kandungan energi panas dari bahan bakar ke
air, memiliki dua lingkup besar komponen penyusun yakni komponen-kompoen yang
mendukung proses pembakaran, dan komponen-komponen yang berhubungan dengan
perubahan fase dari air menjadi uap air. Kedua lingkup komponen tersebut akan
kita bahas satu-persatu pada artikel ini.
Sebagai pokok pembahasan, saya akan
mengambil acuan berupa sebuah boiler pipa air dengan bahan bakar batubara
(kapasitas max. 283 ton/jam batubara) dan mampu memproduksi uap air superheater
max. 640 kg/s. Boiler jenis ini sangat umum digunakan pada industri pembangkit
listrik tenaga uap dengan kemampuan produksi listrik max. 640 MW.
A. Komponen-komponen Boiler Sisi Water-Steam
Komponen-komponen
dari boiler yang akan saya sebutkan berikut menjadi komponen yang berhubungan
dengan proses perubahan fase dari air menjadi uap air. Air yang masuk ke boiler
berskala besar memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi. Temperatur tinggi
didapatkan dari proses preheating, dan dibangkitkan tekanannya oleh Boiler Feed Water Pump.
Selanjutnya air akan mengalami berbagai proses di boiler sehingga terbentuk uap
kering (superheated steam). Dan berikut adalah bagian-bagian
dari boiler yang berhubungan dengan proses perubahan fase air tersebut:
1.
Steam Drum
Seperti yang telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, Steam Drum pada boiler berfungsi sebagai reservoir campuran air dan uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air dengan air pada proses pembentukan uap superheater.
Seperti yang telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, Steam Drum pada boiler berfungsi sebagai reservoir campuran air dan uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air dengan air pada proses pembentukan uap superheater.
Prinsip Kerja Steam Drum
Steam drum memiliki beberapa saluran masuk dan
dua saluran keluar. Air yang masuk ke dalam steam drummemiliki fase campuran antara uap air dan
cair. Di dalamsteam drum terdapat cyclone separator,
bagian ini berfungsi untuk memisahkan antara uap air saturateddengan air.
Uap air akan keluar melalui pipa sebelah atas steam drum dan
menuju ke boiler untuk dipanaskan lebih lanjut menjadi uap kering. Sedangkan
yang masih berfase cair akan menuju ke raiser tubeuntuk dipanaskan sehingga berubah fase
menjadi uap.
Prinsip Kerja Cyclone Separator
Cyclone separator menjadi bagian paling utama di dalamsteam drum. Di dalam cyclone separator terdapat
semacam cakram miring yang dapat berputar terhadap porosnya. Campuran uap air
dan air bertekanan terdorong masuk ke dalam sehingga menyebabkan cakram ini
berputar. Efek putaran dan benturan antara fluida dengan cakram tersebut secara
alami akan memisahkan air dengan uap saturated, sehingga air akan jatuh ke bawah sedangkan
uap air akan naik ke atas. Di bagian atas keluaran steam drum, terdapat
plat-plat miring yang disebut eliminator / scrubber. Plat ini juga berfungsi untuk
memisahkan air dengan uap sehingga hanya uap saja yang dapat melewati scrubbertersebut.
Bagian-bagian Steam Drum
2.
Boiler Water Circulating Pump
Boiler Water Circulating Pump (BWCP) mensupply airfeedwater dari steam drum ke water wall / raiser tube. Pada boiler sub-kritikal sebenarnya air dapat secara natural mengalir sesuai dengan desain boiler, asalkan saluran perpipaan didesain dengan hambatan yang sangat rendah. Keberadaan BWCP akan memastikan air mengisi seluruh bagian pipa boiler, yang hal ini tidak dijamin dapat dilakukan oleh boiler dengan sistem sirkulasi natural. Sirkulasi air pada boiler sangat penting untuk diperhatikan, karena selain sebagai fluida kerja air juga berfungsi sebagai media pendingin pipa-pipa boiler. Sedikit saja bagian dari pipa boiler tidak terisi air akibat turunnya head keluaran BWCP, akan sangat fatal akibatnya.
Boiler Water Circulating Pump (BWCP) mensupply airfeedwater dari steam drum ke water wall / raiser tube. Pada boiler sub-kritikal sebenarnya air dapat secara natural mengalir sesuai dengan desain boiler, asalkan saluran perpipaan didesain dengan hambatan yang sangat rendah. Keberadaan BWCP akan memastikan air mengisi seluruh bagian pipa boiler, yang hal ini tidak dijamin dapat dilakukan oleh boiler dengan sistem sirkulasi natural. Sirkulasi air pada boiler sangat penting untuk diperhatikan, karena selain sebagai fluida kerja air juga berfungsi sebagai media pendingin pipa-pipa boiler. Sedikit saja bagian dari pipa boiler tidak terisi air akibat turunnya head keluaran BWCP, akan sangat fatal akibatnya.
Prinsip Kerja BWCP
Sebagai contoh mari kita perhatikan
salah satu desain BWCP pada sebuah boiler PLTU di atas. Pompa tersebut berjenis
sentrifugal berposisi vertikal dengan satu inlet dan dua outlet. BWCP ini
menggunakan sebuah motor listrik khusus yang seporos dengan pompa. Di antara
pompa dengan motor tidak dipergunakan sistem sealing semacam gland packingatau mechanical seal,
karena temperatur kerja air yang dipompa sudah terlalu tinggi. Untuk mengatasi
hal ini, rotor dari motor pompa didesain dapat terendam air dan digunakan pula heat exchanger untuk mendinginkan air di dalam motor.
Bagian-bagian
BWCP
3.
Desuperheater Spray
Uap air superheater yang masuk turbin uap pada sebuah PLTU harus memiliki spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan. Temperatur uap air harus dijaga pada angka tertentu sehingga sesuai dengan persyaratan untuk menggerakkan turbin uap.Desuperheater spray adalah sebuah bagian pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol temperatur uapsuperheater maupun reheater keluaran boiler dengan jalan menyemprotkan air padanya. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air tersebut dikontrol oleh control valve. Komponen inilah yang berfungsi untuk menjaga agar spesifikasi uap air selalu dalam parameter terbaik.
Uap air superheater yang masuk turbin uap pada sebuah PLTU harus memiliki spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan. Temperatur uap air harus dijaga pada angka tertentu sehingga sesuai dengan persyaratan untuk menggerakkan turbin uap.Desuperheater spray adalah sebuah bagian pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol temperatur uapsuperheater maupun reheater keluaran boiler dengan jalan menyemprotkan air padanya. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air tersebut dikontrol oleh control valve. Komponen inilah yang berfungsi untuk menjaga agar spesifikasi uap air selalu dalam parameter terbaik.
Konsep Sistem Desuperheater Spray
Sistem desuperheater mendapatkan input sinyal berupa
temperatur uap air keluaran sistem. Sinyal ini diproses sehingga sistem kontrol
dapat mengatur besar bukaancontrol valve yang mensupply air ke sistem. Air yang digunakan
haruslah memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan uap air. Maka digunakanlah
airfeedwater yang
berasal dari outlet Boiler Feedwater Pump.
4.
Pipa Boiler (Tube)
Boiler berskala besar dibentuk oleh pipa-pipa (tubing) berukuran antara 25 mm hingga 100 mm. Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat konduktor panas yang baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air / uap air bisa efektif.
Boiler berskala besar dibentuk oleh pipa-pipa (tubing) berukuran antara 25 mm hingga 100 mm. Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat konduktor panas yang baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air / uap air bisa efektif.
Tubing Boiler dengan Ulir Dalam
Ada desain khusus pada pipa-pipa
boiler besar yang cukup unik. Pipa-pipa tersebut berkontur ulir di dalamnya,
sehingga menciptakan aliran turbulen pada saat air atau uap air mengalir di
dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya aliran turbulen adalah untuk
mengurangi efek gesekan antara air atau uap air dengan permukaan pipa, sehingga
mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran yang mengganggu (turbulensi) pada
lekukan pipa. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan efisiensi perpindahan
energi panas dari proses pembakaran ke air.
Macam-macam
Ukuran Pipa Boiler
5.
Boiler Relief Valve
Boiler relief valve adalah sebuah safety valve yang berfungsi untuk membuang uap boiler pada saat tekanan terlalu berlebihan di atas ketentuan produksi boiler. Hal ini untuk mencegah terjadinya ledakan yang lebih besar yang mungkin diakibatkan oleh tekanan uap superheater yang besar. Boiler relief valve memiliki tekanan kerja tertentu yang sesuai dengan setting yang telah ditentukan sebelum boiler beroperasi. Jika tekanan uap boiler lebih besar daripada tekanan kerjarelief valve ini, maka ia akan membuka dan membuang uap air ke atmosfer.
Boiler relief valve adalah sebuah safety valve yang berfungsi untuk membuang uap boiler pada saat tekanan terlalu berlebihan di atas ketentuan produksi boiler. Hal ini untuk mencegah terjadinya ledakan yang lebih besar yang mungkin diakibatkan oleh tekanan uap superheater yang besar. Boiler relief valve memiliki tekanan kerja tertentu yang sesuai dengan setting yang telah ditentukan sebelum boiler beroperasi. Jika tekanan uap boiler lebih besar daripada tekanan kerjarelief valve ini, maka ia akan membuka dan membuang uap air ke atmosfer.
Bagian-bagian Boiler Relief Valve
Komponen-komponen Boiler Pipa Air (Part 2)
B. Komponen-komponen Proses Pembakaran
Pada Boiler
Seperti
yang telah Anda ketahui pula bahwa proses pembakaran apapun melibatkan dua
komponen utama, yaitu bahan bakar serta oksigen di dalam udara. Proses
pembakaran pada boiler melibatkan komponen-komponen yang mengatur supply udara serta
bahan bakar ke dalamfurnace boiler sehingga terjadi proses
pembakaran yang tepat. Jumlah dari udara serta bahan bakar yang masuk ke dalam furnace harus tepat sesuai dengan perbandingan
rasio bahan bakar / udara (fuel/air ratio)
teoritis sehingga didapatkan proses pembakaran yang sempurna. Jika Anda ingin
mengetahui bagaimana sistem kontrol proses pembakaran di dalam boiler, silahkan
Anda membacaartikel berikut.
Komponen-komponen
boiler yang berhubungan dengan proses pembakaran tersusun atas dua kelompok
besar, yaitu sistem supply udara
yang biasa disebut draft systemserta sistem supply bahan bakar. Sesuai
dengan batasan yang telah saya sebutkan pada artikel sebelumnya, boiler yang akan kita bahas adalah
boiler skala besar yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap. Berikut
adalah komponen-komponen boiler tersebut:
1.
Coal Feeder
Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke dalam pulverizer. Jumlah batubara diatur sesuai dengan kebutuhan pembakaran padafurnace. Sistem pengaturan jumlah batubara pada coal feeder dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan jenisnya, yaitu secara fraksi berat atau secara fraksi volume batubara.
Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke dalam pulverizer. Jumlah batubara diatur sesuai dengan kebutuhan pembakaran padafurnace. Sistem pengaturan jumlah batubara pada coal feeder dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan jenisnya, yaitu secara fraksi berat atau secara fraksi volume batubara.
Coal Feeder
Pengaturan jumlah batubara berdasarkan
fraksi berat, menggunakan sensor gravimetric yang
dapat mendeteksi berat dari batubara yang melewati konveyornya. Coal feeder jenis ini biasa disebut denganGravimetric Feeder. Sedangkan coal feeder fraksi volume memiliki luas penampang
jalur konveyor yang tetap untuk mengatur jumlah batubara yang melewati
konveyornya. Kedua sistem di atas sama-sama menggunakan konveyor yang
kecepatannya dapat diatur secara fleksibel.
Prinsip Kerja Gravimetric Coal Feeder
Gravimatic feeder lebih banyak dipilih untuk digunakan
karena kemampuannya dalam merespon perubahan berat jenis batubara yang
digunakan. Kandungan energi pada batubara cenderung bergantung pada berat jenis
daripada volume batubara, sehingga gravimetric feederakan lebih baik dalam mengontrol
supply energi yang masuk ke boiler. Disamping itu gravimetric feedermemerlukan
kalibrasi sensor gravimetric-nya secara berkala agar sistem kontrol
supply batubara dapat selalu berjalan dengan baik.
2.
Pulverizer
Batubara hasil tambang memiliki ukuran fisik yang sangat beragam, dari yang hanya berukuran butiran pasir hingga seperti bongkahan kerikil berdiameter 20cm. Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi proses pembakaran, karena semakin kecil ukuran partikel batubara maka akan semakin cepat pula batubara tersebut terbakar. Untuk mendapatkan ukuran batubara yang cukup kecil maka sebelum masuk ke furnace boiler, batubara akan mengalami proses grinding pada sebuah alat bernamapulverizer. Silahkan Anda bayangkan bahwa batubara keluaran pulverizer akan berukuran selembut tepung, yang dinamakan pulverized fuel.
Batubara hasil tambang memiliki ukuran fisik yang sangat beragam, dari yang hanya berukuran butiran pasir hingga seperti bongkahan kerikil berdiameter 20cm. Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi proses pembakaran, karena semakin kecil ukuran partikel batubara maka akan semakin cepat pula batubara tersebut terbakar. Untuk mendapatkan ukuran batubara yang cukup kecil maka sebelum masuk ke furnace boiler, batubara akan mengalami proses grinding pada sebuah alat bernamapulverizer. Silahkan Anda bayangkan bahwa batubara keluaran pulverizer akan berukuran selembut tepung, yang dinamakan pulverized fuel.
Pulverizer
Batubara yang diatur jumlahnya oleh coal feeder masuk ke pulverizer melalui sisi inlet pada bagian
atasnya. Batubara jatuh pada sebuah table yang
berputar. Pada bagian lain terdapat beberapa buah grinding yang dapat berputar
bebas karena permukaan grinding tersebut bersentuhan dengan table yang berputar tadi. Pada grinding
terdapat sistem pegas untuk memudahkan dalam menghancurkan batubara. Udara
panas dengan tekanan dan temperatur yang terjaga dimasukkan ke dalam pulverizer sebagai media untuk membawa batubara
yang telah halus keluar pulverizer. Pada sisi outlet (bagian atas) terdapat
sudu-suduclassifier yang
berfungsi untuk memfilter agar hanya batubara yang telah halus saja yang dapat
melewati sudu-sudu tersebut. Batubara yang tidak dapat melewati classifier akan jatuh kembali ke table untuk digrinding agar lebih halus.
3.
Burner
Burner menjadi alat untuk mencampur batubara dengan udara dan sebagai nozzle untuk mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnaceboiler. Pulverized fuel yang keluar dari pulverizer dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipa-pipa, di sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut secondary air) yang disupply untuk memenuhi kebutuhan pembakaran. Secondary airdalam debit tertentu tersebut bertemu denganpulverized fuel pada burner. Keduanya bercampur dan terdorong menuju ke tengah-tengah furnace untuk dibakar. Pada proses penyalaan boiler diperlukan proses penyalaan awal untuk campuran bahan bakar tersebut, dan umumnya boiler-boiler besar menggunakan bahan bakar bantuan seperti solar (HSD) untuk membantu proses penyalaan awal.
Burner menjadi alat untuk mencampur batubara dengan udara dan sebagai nozzle untuk mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnaceboiler. Pulverized fuel yang keluar dari pulverizer dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipa-pipa, di sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut secondary air) yang disupply untuk memenuhi kebutuhan pembakaran. Secondary airdalam debit tertentu tersebut bertemu denganpulverized fuel pada burner. Keduanya bercampur dan terdorong menuju ke tengah-tengah furnace untuk dibakar. Pada proses penyalaan boiler diperlukan proses penyalaan awal untuk campuran bahan bakar tersebut, dan umumnya boiler-boiler besar menggunakan bahan bakar bantuan seperti solar (HSD) untuk membantu proses penyalaan awal.
Coal Burner
Komponen-komponen dari coal burner umumnya adalah sebagai berikut:
§ Oil Gun. Bagian ini berfungsi untuk mensupply bahan bakar
(biasanya HSD) ke dalam boiler sebagai proses penyalaan awal boiler dan juga proses
pematian boiler. Pada oil gun terdapat
dua saluran utama yakni saluran fuel oil dan saluranatomizing
air. Atomizing air berfungsi
untuk membentuk kabut bahan bakar HSD tadi sehingga lebih mudah terbakar. Pada oil gun juga terdapatignitor yang
berfungsi sebagai pemantik untuk menyalakan bahan bakar tadi.
§ Damper udara termasuk di dalam bagian burner. Damper ini
mengatur supply udara pembakaran yang masuk ke boiler.
§ Coal Nozzle. Bagian ini sebagai ujung masuknyapulverized fuel ke
dalam furnace boiler.
§ Flame Scanner. Adalah alat sensor api yang berfungsi untuk membaca
apakah terjadi proses pembakaran pada burner.
Pada proses penyalaan awal, boiler
akan menggunakan bahan bakar HSD. Dengan bantuan ignitor sebagai pemantik apinya, HSD akan
terbakar di dalam furnace dengan jarak aman tertentu. Jika proses pembakaran
dengan menggunakan HSD dirasa telah stabil (biasanya ditandai dengan jumlah
tertentu uap air yang dihasilkan boiler) maka pulverized fuel dapat
dimasukkan ke dalam proses pembakaran dengan tanpa menghentikan supply HSD.
Supply HSD akan dihentikan jika flame scanner telah
membaca pulverized fuel terbakar
di ujung burner. Jarak api yang terbentuk pada ujung burner harus dijaga pada
jarak aman tertentu, hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja agar api
tidak menjalar ke pipa-pipa supply pulverized fuel.
4.
Fan System
Untuk men-supply udara yang digunakan pada proses pembakaran, boiler membutuhkan kerja beberapa jenis kipas dengan fungsi masing-masing. Dan berikut adalah sistem-sistem yang berhubungan dengan supply udara untuk proses pembakaran pada boiler:
Untuk men-supply udara yang digunakan pada proses pembakaran, boiler membutuhkan kerja beberapa jenis kipas dengan fungsi masing-masing. Dan berikut adalah sistem-sistem yang berhubungan dengan supply udara untuk proses pembakaran pada boiler:
§ Primary Air Fan. Kipas ini berfungsi untuk men-supply udara
bertekanan yang akan digunakan untuk membawa pulverized fuel dari pulverizermenuju ke
boiler. Parameter terkontrol padaprimary air adalah besar tekanan kerjanya,
sehingga kipas yang digunakan adalah yang bertipe kipas sentrifugal. Kipas
sentrifugal dikenal dapat menghasilkan tekanan udara keluaran yang lebih tinggi
daripada kipas aksial namun dengan debit aliran yang cukup tinggi pula.
Centrifugal Primary Air Fan
Pada sisi inlet primary air fan terdapat sudu-sudu (inlet vane) yang dapat bergerak ke arah menutup
ataupun membuka 100%. Sudu-sudu ini berfungsi untuk mengatur debit udara yang
masuk ke kipas dan di-supply ke pulverizer.
§ Secondary Air Fan. Kipas inilah yang menjadi penyupply utama udara ke
dalam furnace boiler untuk memenuhi kebutuhan proses
pembakaran. Berbeda dengan primary air yang
menitik beratkan kepada tekanan kerjanya, secondary air lebih
diutamakan kontrol terhadap debit volume-nya. Oleh karena itulah secondary air umumnya menggunakan kipas dengan tipe
aksial yang dapat menghasilkan volume debit aliran yang tinggi.
Axial Secondary Air Fan
Untuk mengatur jumlah udara yang
di-supply ke boiler, sudu-sudu pada secondary air fan dapat
bergerak-gerak fleksibel membuka dan menutup. Semakin besar bukaan sudu maka
akan semakin banyak pula udara yang dialirkan oleh kipas ini ke boiler untuk
mencukupi kebutuhan proses pembakaran.
§ Air Pre-Heater. Komponen ini berfungsi untuk memanaskan awal primary dan secondary airdengan menggunakan panas yang dihasilkan
oleh gas buang boiler. Air Pre-Heater tersusun
atas plat-plat yang berfungsi untuk menyerap panas dari gas buang boiler.
Plat-plat tersebut tersusun melingkar dan dapat berputar sehingga aliran udara
ataupun gas buang adalah sejajar dengan poros putaran air pre-heater ini. Putaran yang teratur namun tidak
terlalu cepat akan memindahkan panas dari gas buang boiler ke plat-plat air pre-heater dan berlanjut pindah ke udara-udara primary dansecondary.
Desain Air Pre-Heater
Temperatur panas pada primary air berfungsi untuk mengeringkan pulverized fuel yang dihasilkan oleh pulverizer. Karena
jika pulverized
fuel dalam keadaan
basah (akibat hujan mungkin) akan memperlambat proses pembakaran di dalamfurnace. Selain itu, kondisi basah dari pulverized fuelyang
selembut tepung dapat menempel dan menyebabkan penimbunan pada pipa-pipa
saluran menuju furnace. Hal ini sangat berbahaya karena jika terus
dibiarkan dapat menyumbat pipa-pipa tersebut.
5.
Soot Blower
Salah satu produk sampingan dari proses pembakaran barubara pada boiler adalah kerak. Kerak ini didapati banyak menempel pada pipa-pipa boiler, sehingga akan sangat mengganggu proses perpindahan panas jika hal ini terus dibiarkan. Maka dipergunakanlah satu alat bernama soot blower. Alat ini berfungsi untuk menyemprotkan uap panas ke dinding-dinding pipa boiler sehingga kotoran-kotoran yang menempel padanya dapat lepas. Soot blower menggunakan uap air kering yang dihasilkan oleh boiler.
Salah satu produk sampingan dari proses pembakaran barubara pada boiler adalah kerak. Kerak ini didapati banyak menempel pada pipa-pipa boiler, sehingga akan sangat mengganggu proses perpindahan panas jika hal ini terus dibiarkan. Maka dipergunakanlah satu alat bernama soot blower. Alat ini berfungsi untuk menyemprotkan uap panas ke dinding-dinding pipa boiler sehingga kotoran-kotoran yang menempel padanya dapat lepas. Soot blower menggunakan uap air kering yang dihasilkan oleh boiler.
Prinsip Kerja Boiler Soot Blower

![Description: [vpdm_coal_fired[39].jpg]](file:///C:\Users\COALHA~1\AppData\Local\Temp\OICE_15352B1E-A0F9-400E-8A38-84DFC2C60C9E.0\msohtmlclip1\01\clip_image039.jpg)
Siklus Uap dan Air pada PLTU
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri